Halo, siapa aku?

Akun blog lama saya sudah tidak bisa digunakan lagi di Indonesia karena Kementerian tercinta Kom*fo, melakukan pemblokiran pada situs yang saya gunakan sebagai blog. Jadi, sekarang saya akan mulai menulis lagi dari awal.

Saat ini, saya baru saja resign dari sekolah yang mendidik saya sebagai seorang pengajar. Pekerjaan saya saat ini adalah ibu rumah tangga, tapi jika kamu berkenan, panggilah saya gadis rumah tangga (GRT) karena saya belumlah menjadi seorang ibu.
Disamping itu, saya juga mengajar privat untuk beberapa anak di wilayah Jakarta. Sebenarnya saya malu dan merasa belum pantas, tapi orang-orang menyebut saya guru.

Tetap saja, waktu saya lebih banyak di rumah dan saya tidak perlu untuk berdesak-desakan di jalan Jakarta/di KRL tercinta karena waktu mengajar yang sungguh fleksibel.

Alasan saya menjadi guru?
Sebenarnya profesi ini bukanlah yang saya idam-idamkan dari dulu. Saya dulu ingin menjadi dokter, lalu saya malah belajar di jurusan kesejahteraan sosial. Setelah saya lulus, saya sadar dan menemukan banyak masalah sosial yang dapat diperbaiki jika dimulai dari perbaikan pendidikan.

Ya seperti itulah idealnya, tapi ternyata diri saya bukan tipe orang yang suka ada disekolah untuk belajar/mengajar, jadilah saya resign dan memilih untuk mengajar dirumah hehe
Belajar bisa dimana saja, kan?

Menjadi guru tidak selalu menyenangkan, tapi ijinkan saya untuk menceritakan yang baik-baiknya saja, ya.
Menjadi guru, adalah hal yang paling menantang dalam hidup saya. Saya harus bisa mengupgrade diri saya setiap hari, saya harus mempelajari karakter-karakter anak dan cara pengajaran yang tepat. (Karena belum genap dua tahun saya mengajar, ilmu saya tentang mengajar dengan tepat belum juga saya khatamkan. Mungkin itu pembelajaran bagi saya hingga akhir hayat)
Lalu menjadi guru berarti saya juga harus melakukan komunikasi yang pas (tidak kurang, tapi juga tidak berlebihan) dengan walimurid. Sambil berbekal ilmu untuk berkomunikasi dengan orangtuamu (?). Ketika saya berpamitan dengan murid saya disekolah, mereka mengatakan mereka mencintai saya dan tidak ingin saya pergi. Saya berharap kehadiran saya selama satu tahun dapat memberi kesan dalam hidup mereka.

Bahagianya guru adalah ketika muridmu mengerti pelajaran yang kamu sampaikan, dan melihat perubahan akhlak mereka menjadi lebih baik.

Jika suatu saat nanti saya berubah profesi menjadi seorang yang lain, saya akan tetap menjadi guru, setidaknya bagi diri saya sendiri dan mudah-mudahan Allah mengijinkan saya untuk menjadi guru untuk keturunan saya nanti. (aamiin)

Itu saja dulu, semoga kau temukan faedahnya. See you in other time..

Leave a comment